Translate

Jumat, 25 Desember 2015

Sangiran Dome, Situs Warisan Dunia Untuk Mempelajari Sejarah Manusia Purba

Sangiran adalah situs arkeologi di Jawa, Indonesia. Menurut laporan UNESCO (1995) "Sangiran diakui oleh para ilmuwan untuk menjadi salah satu situs yang paling penting di dunia untuk mempelajari fosil manusia, disejajarkan bersama situs Zhoukoudian (Cina), Willandra Lakes (Australia), Olduvai Gorge (Tanzania), dan Sterkfontein (Afrika Selatan), dan lebih baik dalam penemuan daripada yang lain.

Terletak di Jl. Sangiran KM 4, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Secara administratif, kawasan Sangiran terbagi antara 2 kabupaten: Kabupaten Sragen (Kecamatan Gemolong, Kecamatan Kalijambe, dan Plupuh) dan Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo). Museum purbakala Sangiran berada di kawasan Kubah Sangiran. Kubah tersebut terletak di depresi (dataran rendah) Solo, di kaki Gunung Lawu, kurang lebih tujuh belas kilometer dari pusat kota Solo. Sangiran merupakan situs fosil manusia purba paling lengkap, mewakili 65% dari jumlah seluruh fosil manusia purba di Indonesia dan 50% dari jumlah fosil sejenis di dunia. Untuk menambah fasilitas dan keanekaragaman koleksi penemuan serta memperluas informasi bagi pengunjung seputar sejarah makhluk hidup, maka museum Purbakala Sangiran mendirikan beberapa klaster baru yang dibuka untuk umum, yaitu Klaster Bukuran, Manyarejo, Dayu, dan Ngebung.


Keempat klaster tersebut berjarak kurang lebih lima sampai tujuh kilometer dari museum Purbakala Sangiran. Masih di kawasan Sangiran, Klaster Bukuran terletak di Desa Bukuran dan merupakan situs yang kaya akan tinggalan fosil-fosil manusia purba. Museum klaster Bukuran berisi seputar teori-teori evolusi dan faktor-faktor di sekitar yang memengaruhi. Semua materi disajikan dengan desain visual dan grafis yang menarik, berwarna, dan berteknologi tinggi, salah satunya terdapat empat ruang secara terpisah berukuran kecil yang masing-masing memberikan informasi terbentuknya planet Bumi, hingga kemunculan cikal bakal terbentuknya manusia, didukung oleh fasilitas televisi dan earphone seolah-olah pengunjung sedang menonton film di dalam bioskop.

Selain itu, tidak jauh dari Klaster Bukuran, terdapat museum Manyarejo sebagai museum pendukung Klaster Bukuran. Museum manyarejo sebagai bentuk apresiasi terhadap para peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan masyarakat yang telah melakukan pekerjaan besar penelitian yang menghasilkan temuan-temuan untuk museum Purbakala Sangiran. Display museum Manyarejo menyajikan kenangan penelitian yang pernah dilakukan di daerah tersebut, juga secara interaktif pengunjung akan mengetahui informasi tersebut melalui display komputer di dalam ruang pamer.

Klaster Dayu banyak menyimpan kekayaan memori kehidupan sejak jutaan tahun silam, baik itu kehidupan flora, fauna , maupun manusia dan budayanya, serta merekam perubahan lingkungan yang pernah terjadi di Sangiran jutaan tahun silam. Berdiri di atas lahan yang khusus dipilih dan dirancang sebagai sajian contoh lapisan tanah dari 4 zaman dalam rentang masa 100 ribu hingga 1,8 juta tahun silam, Museum Dayu menjelma menjadi pusat informasi tentang lapisan tanah purba dan budaya manusia jenis Homo Erectus terlengkap.

Klaster Ngebung memiliki nilai sejarah yang signifikan karena disanalah lokasi pertama kali dilakukan penggalian secara sistematis dengan hasil yang menakjubkan. Di Klaster Ngebung ini, ditampilkan para peneliti dalam upaya mengeksplorasi potensi Situs Sangiran. Kegiatan tokoh-tokoh seperti Raden Saleh, J.C. van Es, Eugene Dubois, G.H.R von Konigswald, disajikan dengan informasi yang lengkap baik secara visual maupun digital interaktif. Yang lebih menarik, display yang disajikan di Klaster Ngebung rata-rata berbentuk tiga dimensi (3D) sehingga bagus untuk tampilan memperoleh informasi maupun sekedar berfoto-foto.

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung dapat menikmati fasilitas yang disediakan pengelola seperti pusat kuliner dan kerajinan tangan, menara pandang yang dilengkapi ruang audio visual, pemutaran film dokumenter “sangiran early man sites” dan fasilitas penginapan berupa guest house yang dilengkapi pendopo dengan kapasitas 50 orang. Jam buka museum setiap hari selasa-minggu pukul 08.00-16.00 WIB. Wajah Sangiran mampu memberikan gambaran kehidupan yang pernah terjadi 2 juta tahun lalu.

Gerbang Museum Purbakala Sangiran
Cara menuju lokasi :

Untuk menuju ke lokasi kita perlu menelusuri sepanjang jalan raya Solo-Purwodadi dengan rute sebagai berikut :

Dari Solo > Kalijambe > Sangiran ( ± 20 km ke arah utara)
Dari Semarang > Purwodadi > Kalijambe > Sangiran
Dari Surabaya > Sragen > Kalijambe > Sangiran
Dari Yogyakarta > Solo > Kalijambe > Sangiran 


Jika naik angkutan dari terminal tirtonadi solo atau purwodadi bisa naik bis PO. RELA atau bus sejenisnya rute purwodadi-solo, turun di kalijambe jalan sangiran. kemudian lanjut naik angkot kuning nomor 07 rute gemolong-kalijambe-sangiran-plupuh.



Koleksi koleksi yang ada di museum sangiran :
  • Fosil manusia, antara lain Australopithecus africanus , Pithecanthropus mojokertensis (Pithecantropus robustus ), Meganthropus palaeojavanicus, Pithecanthropus erectus , Homo soloensis , Homo neanderthal Eropa, Homo neanderthal Asia, dan Homo sapiens.
  • Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).
  • Fosil binatang air, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Mollusca (kelas Pelecypoda dan Gastropoda ), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera.
  • Batu-batuan , antara lain Meteorit/Taktit, Kalesdon, Diatome, Agate, Ametis.
  • Alat-alat batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan kapak perimbas-penetak.

Berikut adalah photo-photo kami sekeluarga saat jalan jalan ke museum purbakala sangiran beberapa waktu yang lalu. Lokasi tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mbah saya di daerah kec. Tanon Sragen (jalan Sumberlawang - Gabugan).


Disekitar lokasi museum baik di dalam maupun diluar kawasan dome banyak toko toko yang menjual cinderamata seperti kalung kalungan, cincin, batu batuan serta yang unik adalah cinderamata miniatur manusia purba sangiran yang dibuat dari fosil tumbuhan. harganya pun bisa dijangkau oleh kita tergantung dari seberapa pandai kita menawarnya.



Baca juga cerita tentang Museum Purbakala Sangiran :
4 Klaster Baru Museum Purbakala Sangiran Sragen



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Buat Blog Saya...