Translate

Jumat, 23 Oktober 2015

Jelajah Kota Subang (Part 2) - Wisma Karya Subang Cyber Park

Cerita Singkat Mengenai Wisma Karya Icon Kota Subang


Wisma Karya beralamat di Jl. Ade Irma Suryani Nasution No. 2. Secara administratif termasuk di Kampung Karanganyar, Desa Karanganyar, Kecamatan Subang, tepatnya pada posisi 06° 34' 263" Lintang Selatan dan 107° 45'  557" Bujur Timur. Lokasi ini sangat mudah dicapai karena berada pada pintu gerbang ke kota Subang dari arah Bandung. Sekarang ini kawasan ini merupakan kawasan perkantoran pemerintah dan pemukiman penduduk. Di depan Wisma Karya merupakan taman kota yang selalu ramai dan diberi nama Subang Cyber Park. Di sebelah barat merupakan kawasan pemukiman, demikian juga di sebelah utara. Kondisi geografis merupakan kawasan pedataran rendah sedikit miring ke arah utara. Di sebelah timur mengalir sungai kecil yang dinamakan Kali Cipanggilingan. 

Subang Cyber Park Wisma Karya

Gedung peninggalan masa kolonial ini berada pada lahan seluas sekitar 1 ha. Sisi barat,

utara, dan timur berpagar besi sedangkan bagian depan (selatan) merupakan halaman terbuka sebagai public space. Bangunan Wisma Karya bergaya postmodern berdenah segi empat terdiri empat unit mengeliling. Masing-masing bagian, dinding bagian bawah dari bahan batu dan bagian atas bata. Serambi bagian depan diperkuat dengan tiang-tiang batu berbentuk persegi. Unit bangunan bagian depan ini dahulu berfungsi untuk bar, bagian utara ruangan untuk bowling, dan bagian timur aula. 

Wisma Karya Subang

Gedung Wisma Karya dahulu bernama Societeit, dibangun pada masa perusahaan P&T Lands PW Hofland. Berdirinya perusahan P&T Lands dilatarbelakangi devisit keuangan pada masa Thomas Stanford Raffles. Beberapa tanah kekuasaan pemerintah kolonial dijual kepada partikelir. Pada 1812, Pamanukan dan Ciasem dijual kepada Muntinghe dan Shrapnell. Wilayah ini kemudian pada 1854 dijual lagi kepada Peter Wellem Hofland, yang kemudian perusahaan perkebunannya dinamakan P&T Lands (Pamanukan & Tjiasem Lands).

PW Hofland dapat dikatakan merupakan pengusaha yang sukses. Sebagai pemegang kekuasaan tanah partikelir, dia mendapat kekuasaan penuh mengangkat pemerintah partikelir yang disebut Demang. Keadaan seperti ini ternyata tidak berlangsung lama. Pada 1870 kebijakan culture stelsel dihapuskan, akibatnya banyak pemodal masuk ke Subang menjadi saingan berat P&T Lands. Menghadapi semua ini P&T Lands harus menerima kenyataan perubahan status perusahaan dari milik pribadi menjadi maskapai. Pada 16 Desember 1886 diubahlah menjadi Maatschapij tot Eksploitative van de Pamanoekan en Tjiasemlanden. Sebagai pemegang saham terbesar adalah Landbouw Company dan Netherland Handelsbank.


Sejalan dengan perubahan tersebut, timbulah kelompok masyarakat yang mengeksklusifkan diri. Kelompok inilah yang sering berkumpul untuk saling bersosialisasi. Salah satu gedung yang dibangun pada masa PW Hofland renovasi dan pada 14 Januari 1929 diresmikan gedung societet untuk tempat kumpul para pejabat, tempat pertunjukkan, hiburan, lengkap dengan meja billiard, lintasan bowling, dan padang golf. Peresmiannya dilakukan oleh Mrs. W.H. Dauks. Prasasti peringatan selesai renovasi terdapat pada dinding di sudut baratdaya.

Lokasi:  Jl. Ade Irma Suryani Nasution No. 2. Kampung Karanganyar, Desa Karanganyar, Kecamatan Subang.


Catatan Perjalanan

Lokasi berada tepat di seberang hotel Dafam Betha yang saya inapi. Sehabis magrib saya keluar jalan ke wisma karya. Motor sudah banyak yang parkir di pinggir jalan seberang hotel, area cyber park bahkan di perempatan lampu merah yang seharusnya digunakan sebagai jalan bagi kendaraan namun sudah tertutup oleh motor motor yang parkir di jalan pas belokan prapatan lampu merah.

Suasana deretan motor parkir saat malam minggu di Subang Cyber Park Wisma Karya
  
Banyak anak muda yang nongrong disini, beberapa komunitas seperti breakdance, komunitas tari, bahkan hingga anak balita pun ada disini karena disini ada beberapa permainan yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana bermain anak. Banyak penjual makanan disini seperti bakso, mie ayam, gehu, nasi timbel, kopi susu teh, batagor, siomay, batagor kuah dan masih banyak lagi. 


Dereta pedagang yang berjualan di areal Subang Cyber Park Wisma Karya

Aktivitas sejumlah komunitas anak muda di Subang Cyber Park Wisma Karya


Saya penasaran dengan museum wisma karyanya, saya beranjak menuju sebuah rumah yang saat ini dijadikan museum wisma karya. Namun sayang museumnya tutup karena jadwal bukanya hanya hari senin-jumat, weekend & hari libur nasional tutup. Tapi saya masih bisa mengunjungi sebuah gerai yang terdapat di ruangan depan museum yang menjual oleh-oleh dan kerajinan khas subang.

Brosur Wisma Karya yang berisi informasi tentang museum dan jam buka museum

Sayang sekali di saat waktunya orang libur malah museumnya tutup. Bagi orang-orang yang bekerja kan pastinya kebanyakan melakukan aktivitas jalan-jalan saat weekend. seharunya sich museum malah dibuka dan juga jam bukanya lebih diperlama di saat weekend dan mungkin bisa tutup di hari senin dan jumat atau bagaimana gitu. Karena kan di Kota Subang ini nampaknya tempat wisata yang aksesnya mudah bagi wisatawan yang berasal dari luar kota dan agak terkenal kayaknya cuma ciater dan wisma karya sebagai tempat wisata alternatifnya. Dan alangkah baiknya jika rutin tiap hari minggu pagi tempat ini dijadikan pusat kegiatan masyarakat subang dengan diadakannya bazar / pasar kaget dan juga acara-acara seperti aerobik dan hiburan lainnya seperti layaknya yang biasa diadakan di area pusat kota / alun alun pada minggu pagi, karena saat saya disana minggu pagi sepi di areal tersebut.


Camilan khas subang yang terbuat dari nanas

Camilan oleh oleh kota subang

Di pusat kerajinan dan oleh oleh kota subang menyediakan banyak barang yang bagus dengan harga yang variatif mulai dari murah hingga mahal yang bisa kita jadikan buah tangan saat kembali ke rumah.

Terdapat bermacam-macam makanan olahan dari nanas yang merupakan buah icon subang mulai dari jus nanas, keripik nanas, dodol nanas, dan berbagai jenis camilan lainnya.

Dijual juga berbagai barang kerajinan yang bagus dan harganya pun bervariasi ada yang murah dan ada juga yang mahal. Namun harganya masih setara dengan kualitas barang yang dijual. Ada hiasan berupa singa-singa, bebek-bebekan, gajah, dan lain-lain yang katanya motifnya tercipta dari hasil solderan bukan diwarnai ada yang harganya mulai dari Rp. 30.000 - 250.000 tergantung besar kecilnya barang. Ada dijual wayang golek, ada yang murah wayang golek cepot petruk dijual hanya Rp. 50.000 namun untuk wayang arjuna dan sejenisnya rata-rata dijual di harga Rp. 330.000. Dijual juga sepatu dan batik khas subang. 

Kerajinan tangan dari penduduk asli subang

Kerajinan tangan dari penduduk asli subang

Kerajinan tangan dari penduduk asli subang

Batik khas subang

Salah satu yang unik, terbuat dari bahan yang biasanya kita buang begitu saja namun oleh tangan pengrajin subang dapat menghasilkan sebuah karya yang apik dan bisa bernilai jual mahal. Seperti tampilan pada gambar di bawah ini, entah ini bentuk monyet atau hewan apa, bahannya terbuat dari kelapa tua yang sudah kering kemudian diukir sehingga tercipta hasil karya yang bagus ini. Kreatif..!! Saya pengen beli tapi sayang harganya lumayan mahal, dompetnya gak cukup untuk beli barang tersebut, padahal barang ini sangat unik.

Hasil karya seni yang unik, bagus dan bernilai jual

Selama di tempat ini saya banyak ngobrol dengan ibu penjaga toko yang ternyata orang purwokerto. Ibu itu menceritakan banyak tentang Wisma Karya, kejadian-kejadian aneh yang pernah dia alami selama bekerja di Wisma Karya dan penampakan penampakan yang kerap terlihat. Tempat ini letaknya di pusat kota namun spooky juga ya..
Sudah malam, saya pun kembali menuju hotel untuk istirahat. Dari pusat oleh oleh dan kerajian saya hanya bisa membeli hiasan kura-kura dengan ukuran sekitar 20cm dengan harga Rp. 40.000 (cukup murah untuk ukuran gerai oleh-oleh). Di lapangan Subang Cyber Park juga banyak yang menjual aneka rupa dan saya berhasil mendapatkan sebuah ikat kepala (udeng) dengan harga Rp. 15.000 setelah ditawar dari harga awal Rp. 25.000.
Ikat kepala (udeng)

Kerajinan tangan kura-kura yang motif warnanya di solder

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Buat Blog Saya...