Jum'at, 27/03/2016. Saya memiliki kesempatan untuk merasakan sebuah makanan yang sudah bisa dibilang tergolong langka di wilayah Subang sendiri. Makanan ini sudah sangat jarang dibuat oleh masyarakatnya dikarenakan proses pembuatannya yang rumit. Membutuhkan waktu pembuatan yang lama dan juga mencari bahan baku untuk memasaknya juga sudah terbilang susah. Makanan tersebut merupakan sebuah olahan seperti pepes namun cara membuatnya tidak dibakar menggunakan api melainkan dengan cara di pendam di dalam bara sekam selama kurang lebih sekitar 6-8 jam. Nah bahan baku untuk membuat bara sekam inilah yang saat ini sudah agak susah dicari. Makanan apakah yang dimaksud? ya, Bubuy namanya. Bubuy istilah bahasa Sunda kira-kira artinya memasukkan sesuatu makanan (biasanya ubi) ke dalam abu panas bekas tungku supaya matang. Bagi Anda penikmat kelezatan kuliner Nusantara terutama khas Sunda, jika bertandang ke Subang jangan lewatkan sajian kuliner yang satu ini. Namanya D'Bubuy Ma Atik yang saat ini menyediakan Bubuy ayam, Bubuy entog dan juga bubuy ikan mas. Proses memasak seperti itu (bubuy) sebenarnya biasa dilakukan di kampung-kampung di tanah priangan, biasanya bahan makanan dibungkus daun pisang kemudian di simpan di dalam abu tungku.
Reynard Smara Maharddhika yang akrab disapa kang Eenk, pria asal Subang ini mencoba membangkitkan kembali kuliner tradisional melalui bubuy hayam kampung khas buatannya yang diberi trademark D’bubuy Ma’ Atik. Ma’ Atik adalah nama orang tuanya yang memiliki resep bubuy hayam ini. Ia membuat bubuy hayam kampung dipadukan dengan resep bumbu racikan khas warisan orangtuanya mak Atik. Daging ayam yang telah dibersihkan dan dibumbui ia bungkus dengan daun pisang kemudian dipendam dalam bara sekam selama kurang lebih 6 hingga 8 jam. Proses memasak dengan cara tradisional yang ia pertahankan ini membuat cita rasa bubuy hayam buatannya terjaga. Lamanya proses memasak ini membuat tekstur daging ayamnya menjadi begitu lembut dan bumbunya meresap.
Apa perbedaan antara pepes yang biasa kita makan dengan bubuy ini? saat saya makan bubuy ayam dan entog nya, dari citarasa hampir mirip seperti pepes namun ada kelebihan dari bubuy ini yaitu daging lebih lembut seperti ayam atau entog presto karena saat kita cuil daging langsung terlepas dari tulangnya, wangi asap khas bubuy selama 6 hingga 8 jam meresap sehingga menambah citarasa nikmat dari bubuy ini ketimbang pepes, dan juga ikan/ayam/entog yang dibubuy lebih kering ketimbang pepes yang lebih berair. Pokok'e bubuy Ma Atik ajib bener dach rasanya. Suer tekewer kewer dah sisbro.
Apa perbedaan antara pepes yang biasa kita makan dengan bubuy ini? saat saya makan bubuy ayam dan entog nya, dari citarasa hampir mirip seperti pepes namun ada kelebihan dari bubuy ini yaitu daging lebih lembut seperti ayam atau entog presto karena saat kita cuil daging langsung terlepas dari tulangnya, wangi asap khas bubuy selama 6 hingga 8 jam meresap sehingga menambah citarasa nikmat dari bubuy ini ketimbang pepes, dan juga ikan/ayam/entog yang dibubuy lebih kering ketimbang pepes yang lebih berair. Pokok'e bubuy Ma Atik ajib bener dach rasanya. Suer tekewer kewer dah sisbro.
Hingga saat ini D'Bubuy Ma Atik ini tidak membuka warung atau kedai. Kang Eenk memasak hanya di rumahnya saja di sebuah gang sempit yang tidak muat untuk dimasukki oleh mobil (mobil parkir di pinggir jalan raya pasar pujasera). Berada di Gang Kenanga 2 No 20 Jalan Suprapto Kelurahan Karanganyar Kabupaten Subang. Lokasi gangnya persis di seberang eks bisokop chandra pasar baru pujasera (samping lotus hotel). Orang sekitar pasar mengenalnya dengan gang tengah. Sebenernya menu warisan ibunda Kang Eenk ini memiliki nilai ekonomis potensial jika seandainya beliau membuka sebuah gerai atau restaurant yang letaknya dipinggir jalan yang biasa dilewati oleh banyak penduduk lokal maupun wisatawan.
Awalnya ide meneruskan warisan Mamah Atik ini sudah sejak Bulan Februari 2014 dan baru memulai pemasaran bubuy ini pada Bulan April 2014. Awalnya kang Eenk memasarkan produknya dengan cara menawarkan ke teman-teman dekat saja. Kemudian, pemasaran D'Bubuy Ma Atik disebarkan via media sosial seperti Facebook dan Twitter serta tentu saja dari mulut ke mulut. Lambat laun karena kelezatannya, produk D'Bubuy Ma Atik semakin dikenal tidak hanya di Kabupaten Subang tapi juga meluas hingga ke berbagai daerah.
Bahan yang digunakan adalah ayam kampung atau entog segar yang sudah dibersihkan lalu dibumbui dengan berbagai rempah-rempah seperti sereh, bawang merah, bawang putih, kemiri, daun kemangi, kunyit, lengkuas, daun salam dan lainnya. Lalu dibungkus daun pisang sebanyak tujuh lapis dan dimasukkan ke dalam bara selama kurang lebih 6-8 jam. Hasilnya, daging ayam atau entog yang begitu lembut saat dicubit dan kenikmatan bumbu yang meresap sempurna. Dijamin bikin Anda ketagihan.
Untuk pengemasan, kalau untuk pelanggan dekat, bisa dikemas selagi hangat. Namun, jika untuk dikirim ke luar daerah maka akan ditiriskan dulu lalu dikemas dalam bungkus kedap udara ataupun alumunium foil sehingga bisa bertahan dalam perjalanan ekspedisi. Saya sarankan sich untuk anda yang domisilinya di sekitaran Jabodetabek dan Karawang lebih baik datang langsung ke TKP untuk mengambil bubuy ayam yang sudah dipesan sehari sebelum hari pengambilan ketimbang menggunakan jasa expedisi karena kita bisa dengan cepat menuju subang via tol cipali hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam (dalam kondisi tidak macet) sedangkan jika menggunakan expedisi bisa agak lama sampainya dan kualitas rasa dan aromanya mungkin bisa berbeda jika kita ambil sendiri pagi atau siang dan bisa langsung dinikmati selagi hangat.
Kuliner sedap ini merupakan satu-satunya di Subang dan mungkin di Jawa Barat. Anda bisa memesan untuk sajian makan siang Anda sehari sebelumnya atau pesan pagi hari untuk bisa dinikmati sore hari atau pesan siang untuk dinikmati keesokan harinya. Hanya dengan merogoh kocek Rp 100.000 saja untuk seekor Bubuy Ayam dan Entog serta Rp 75.000 untuk 1 kg Bubuy ikan Mas.
Makanan ini tanpa bahan pengawet dan MSG, paling lama bisa bertahan tiga hari dalam kedap udara suhu sedang, kalau difreezer bisa bertahan sekitar seminggu. Bubuy disajikan dengan lalapan timun dan Tespong (bentuknya mirip seledri namun memiliki citarasa seperti kemangi atau daun pohpohan yang memiliki aroma mint) ditambah dengan sambel tomat yang pedas segar yang dimasak dengan lengkuas sehingga memiliki citarasa yang wangi.
Awalnya ide meneruskan warisan Mamah Atik ini sudah sejak Bulan Februari 2014 dan baru memulai pemasaran bubuy ini pada Bulan April 2014. Awalnya kang Eenk memasarkan produknya dengan cara menawarkan ke teman-teman dekat saja. Kemudian, pemasaran D'Bubuy Ma Atik disebarkan via media sosial seperti Facebook dan Twitter serta tentu saja dari mulut ke mulut. Lambat laun karena kelezatannya, produk D'Bubuy Ma Atik semakin dikenal tidak hanya di Kabupaten Subang tapi juga meluas hingga ke berbagai daerah.
Bahan yang digunakan adalah ayam kampung atau entog segar yang sudah dibersihkan lalu dibumbui dengan berbagai rempah-rempah seperti sereh, bawang merah, bawang putih, kemiri, daun kemangi, kunyit, lengkuas, daun salam dan lainnya. Lalu dibungkus daun pisang sebanyak tujuh lapis dan dimasukkan ke dalam bara selama kurang lebih 6-8 jam. Hasilnya, daging ayam atau entog yang begitu lembut saat dicubit dan kenikmatan bumbu yang meresap sempurna. Dijamin bikin Anda ketagihan.
Untuk pengemasan, kalau untuk pelanggan dekat, bisa dikemas selagi hangat. Namun, jika untuk dikirim ke luar daerah maka akan ditiriskan dulu lalu dikemas dalam bungkus kedap udara ataupun alumunium foil sehingga bisa bertahan dalam perjalanan ekspedisi. Saya sarankan sich untuk anda yang domisilinya di sekitaran Jabodetabek dan Karawang lebih baik datang langsung ke TKP untuk mengambil bubuy ayam yang sudah dipesan sehari sebelum hari pengambilan ketimbang menggunakan jasa expedisi karena kita bisa dengan cepat menuju subang via tol cipali hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam (dalam kondisi tidak macet) sedangkan jika menggunakan expedisi bisa agak lama sampainya dan kualitas rasa dan aromanya mungkin bisa berbeda jika kita ambil sendiri pagi atau siang dan bisa langsung dinikmati selagi hangat.
Kuliner sedap ini merupakan satu-satunya di Subang dan mungkin di Jawa Barat. Anda bisa memesan untuk sajian makan siang Anda sehari sebelumnya atau pesan pagi hari untuk bisa dinikmati sore hari atau pesan siang untuk dinikmati keesokan harinya. Hanya dengan merogoh kocek Rp 100.000 saja untuk seekor Bubuy Ayam dan Entog serta Rp 75.000 untuk 1 kg Bubuy ikan Mas.
Makanan ini tanpa bahan pengawet dan MSG, paling lama bisa bertahan tiga hari dalam kedap udara suhu sedang, kalau difreezer bisa bertahan sekitar seminggu. Bubuy disajikan dengan lalapan timun dan Tespong (bentuknya mirip seledri namun memiliki citarasa seperti kemangi atau daun pohpohan yang memiliki aroma mint) ditambah dengan sambel tomat yang pedas segar yang dimasak dengan lengkuas sehingga memiliki citarasa yang wangi.
Kini bubuy hayam Ma’ Atik buatan kang Eenk sudah mulai dikenal, bahkan hingga ke luar kota. Jika Anda hendak mecicipinya, pastikan Anda memesannya beberapa hari sebelumnya, karena selain proses memasaknya lama juga banyak pelanggan yang sudah mengantre. Untuk pemesanan bisa menghubungi 0821 3931 8876 (bisa whatsapp) atau PIN 7EB0C74F. Follow on twitter @Dbubuy_MaAtik
Sisbro, gimana? Kita tahunya tidak ada apa-apa di Subang kan.. tapi setelah di explore daerahnya ternyata Subang cukup menarik dijadikan destinasi wisata untuk relaksasi karena jaraknya tidak jauh dari ibukota, suasana kotanya damai sepi dan agak dingin untuk wilayah Subang tengah dan Selatannya. Saat ini sudah tersedia hotel bintang 3 dengan harga yang masih terjangkau. Dan yang paling penting di Subang ini banyak sekali produk kreatif yang khas yang bisa kita jadikan buah tangan.
Cerita Blog saya lainnya mengenai Subang, Jawa Barat, Indonesia :
- Jalan-Jalan Subang-Ciater-Wanayasa-Cikampek
- Tidak Semua Nanas Subang Disebut Nanas "Si Madu"
- Nanas Madu Ikon Subang
- Dari Jakarta Mau Ke Ciater Naik Angkot Apa?
- Pengalaman Menginap di Hotel Dafam Betha Subang
- Pengalaman Menginap di Grant Hotel Subang
- Jelajah Kota Subang
- Survey Kota Kecil Subang
- Berkunjung ke Rumah Produksi Delipel Oleh-oleh Khas Subang
Menarik sekali, jadi teringat lirik lagu manuk dadali kekayaan alam budaya Indonesia.
BalasHapusThanks artikelnya ya
terima kasih banyak atas pujiannya :)
BalasHapussering baca blog saya ya, karena setiap saya mengexplore daerah yang mungkin belum terkenal oleh wisatawan akan saya ceritakan di blog ini supaya kita ada referensi tempat wisata yang dekat, murah dan bisa dijadikan alternatif untuk refreshing selain puncak dan bandung yang saat long weekend pasti macet sehingga sudah mengurangi nikmatnya refreshing di kala weekend :)