Translate

Sabtu, 27 Mei 2017

Belajar Sejarah Nusantara di Bale Panyawangan Purwakarta

Setelah sukses dengan Bale Panyawangan Tatar Sunda yang diresmikan pada Sabtu (21/2/2015) silam. Beberapa waktu lalu Purwakarta kembali meresmikan Museum baru bernama Bale Panyawangan Nusantara. Jika Bale Panyawangan Tatar Sunda berisi tentang sejarah tatar sunda dan Purwakarta dari masa ke masa, maka Bale Panyawangan Nusantara berisi tentang sejarah nusantara mulai dari zaman pra sejarah, kerajaan, penjajahan, kemerdekaan hingga situasi sejarah masa kini.

Museum dengan sistem digital ini terletak di Jl KK Singawinata tepat di depan Kantor PLN Purwakarta bersebelahan dengan Museum Bale Panyawangan Dangiang Galuh Pakuan Purwakarta dan Stasiun Purwakarta. Pengunjung yang datang ke museum ini tidak dipungut biaya sepeser pun, mereka juga akan disambut oleh pemandu yang berpakaian khas Sunda dengan salam sunda "Sampurasun", sebagai bagian dari pemeliharaan kebudayaan nusantara itu sendiri.






Pemilihan sistem digital untuk konten museum ini bukan tanpa alasan, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat dikonfirmasi hari ini Senin (16/1) di rumah dinasnya Jl Gandanegara No 25 Purwakarta mengatakan sistem tersebut dipilih untuk menghilangkan kesan jenuh dan membosankan yang biasa melekat pada museum.

"Biasanya museum itu bentuknya begitu-begitu saja, kami hadirkan nuansa berbeda agar tidak memberi kesan membosankan kepada pengunjung, anak-anak kita bisa lebih tertarik untuk belajar sejarah," ujar pria yang kerap disapa Kang Dedi itu.




Suguhan pertama museum yang disebut oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya sebagai "Little Indonesia" ini adalah lambang setiap provinsi dan ragam salam sapa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia melalui tampilan digital. Selanjutnya, video pembentukan bumi dapat dinikmati oleh para pengunjung dalam format tiga dimensi.








Memasuki museum lebih dalam, pengunjung akan mendapatkan informasi sejarah peristiwa masa lalu di setiap selasar yang dilaluinya. Uniknya, tampilan di selasar tersebut disesuaikan dengan alur peristiwa dalam setiap periodisasi sejarah.

"Agar feel-nya dapat, kita buat seperti ini, kita buat seolah pengunjung berada dalam peristiwa sejarah yang ia saksikan di museum ini," singkat Kepala Dinas Kearsipan, Nina Meinawati.

Dalam museum juga terdapat sejarah bahari nusantara, alat musik dari berbagai daerah, dan tak ketinggalan motif batik mulai dari Sabang sampai Merauke. Tersedia juga kereta kencana yang bisa ditunggangi oleh para pengunjung museum itu.





Dan nampaknya tak akan lama lagi juga akan hadir museum digital baru di Purwakarta yaitu Bale Panyawangan Indung Rahayu yang menceritakan kisah tentang Ibu. Konsep museum berbalut tekhnologi yang ada di Purwakarta sangat menarik perhatian saya. Yang biasanya saya malas ke museum sekarang jadi sering berkunjung ke Museum yang ada di Purwakarta. Gratis Pula kan.. Salut buat Kang Dedi Mulyadi..

Insya Allah nanti akan saya kunjungi dan saya ulas juga di blog ini tentang Bale Panyawangan Indung Rahayu



Agan mau jalan-jalan murah meriah? Purwakarta tempat yang recomended bro saat ini, ayo merapat keburu nanti Kang Dedi sudah tidak jadi bupati lagi takutnya mulai banyak objek wisata yang tidak terawat dengan baik lagi..

Bale Panyawangan Nusantara

Bale Panyawangan Nusantara







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Buat Blog Saya...