Translate

Minggu, 03 April 2016

Museum Wisma Karya Subang

Lagi-lagi untuk yang kesekian kalinya saya berkunjung ke Subang lagi. Jika kita pergi ke Subang, Museum daerah Subang yang terkenal dengan sebutan Wisma Karya bisa menjadi pilihan menarik untuk acara liburan Anda. Di sini Anda bisa menelusuri jejak kolonial Belanda di Subang. Selain itu, Anda juga dapat melihat fosil, artefak, dan benda lainnya yang memiliki nilai sejarah. Patung perunggu Petter Willem Hofland berdiri gagah pada salah satu sudut Museum Daerah Subang. Petter Willem Hofland merupakan seorang penjajah Belanda yang tinggal di Subang sekitar 1833. Dia juga dikenal sebagai pemilik perusahan perkebunan yang bernama P & T Lands yang berlokasi di daerah Subang. Luas perkebunannya yang ia miliki hampir sama dengan luas wilayah Kabupaten Subang saat ini. Patung yang dibuat pada 1878 ini pun menjadi koleksi utama Museum Subang.


Berdirinya patung Petter Willem Hofland di Museum Daerah Subang menjadi bukti adanya penjajahan Belanda yang terjadi di Kota Subang. pada zamannya Hofland melakukan penjajahan secara halus bahkan tak ada satu pun rakyat Subang yang mengetahuinya. Namun, dengan sengaja Hofland melakukan perluasan tanah di Subang dan menggunakannya untuk usaha pribadi membuat perkebunan kopi. Hingga akhirnya ia pun dikenal sebagai saudagar kopi.




Pada masa pemerintahannya dan dalam rangka mengeksklusifkan dirinya, Hofland kemudian mendirikan gedung yang diberi nama Societe. Awalnya, gedung ini digunakan sebagai tempat bersosialisasi para demang yang memerintah Kota Subang. Namun, seteah dilakukan renovasi, gedung yang kini dikenal sebagai Gedung Wisma Karya digunakan sebagai tempat berkumpulnya para pejabat P & T Lands, tempat pertunjukan, tempat bilyard, bowling, dan golf. 



Di museum Wisma Karya Subang ini selain memiliki patung Petter Willem Hofland, museum Subang juga menyimbpan benda-benda besejarah, fosil-fosil, dan artefak yang tersusun rapih di dalam etalase. Di dalam beberapa etalase menyimpan benda-benda bersejarah peninggalan masa penjajahan di Kabupaten Subang. Pada sebuah etalase, terpampang senjata-senjata yang di gunakan oleh para penjajah Belanda saat itu. Kemudian, di samping etalase senjata terdapat berbagai peralatan elektronik dan peralatan rumah tangga kuno. Masih dalam satu ruangan, terdapat sebuah etalase yang memajang perlengkapan seorang demang atau pejabat pemerintah.



Sementara itu, Anda juga dapat mengamati kehidupan manusia pada zaman pra sejarah. Pengamatan ini bisa Anda lakukan melalui peninggalan peralatan yang biasa di gunakan pada zaman logam. Seperti adanya berbagai jenis kapak, seperti kapak sepatu, kapak corong. dan candrasa. Selain itu, di Museum Subang ini juga terdapat replika bejana perunggu terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia. Bejana ini biasanya digunakan untuk upacara penyembahan kepada nenek moyang.






Tidak hanya sekadar fosil-fosil dan benda dari zaman pra sejarah, di museum ini juga terdapat bukti-bukti penyebaran agama Hindu, Budha dan Islam. Patung nandi (lembu), patung Dewa Siwa (Maitreya), dan peralatan-peralatan dari logam atau kuningan yang biasanya digunakan pada masa Hindu-Budha juga tepajang di ruang pamer ini. Selain itu, koleksi Alquran dari kulit binatang dan keris-keris yang digunakan oleh para penyebar Islam turut menghuni Museum Sabang.






Bila Anda termasuk penggemar sejarah, Museum  Daerah Subang ini bisa menjadi tempat liburan yang menarik. Tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal tapi Anda bersama keluarga atau teman-teman bisa mendapatkan pengetahuan sejarah khususnya tentang Subang.

Tiap malam di areal lapangan depan gedung wisma karya banyak terdapat penjual makanan dan kegiatan para pemuda Subang dan ramai terutama di malam minggu.

Alamat Museum Wisma Karya Subang :
Jl. Ade Irma Suryani Nasution No. 2, Desa Karanganyar, Kecamatan Subang, Kec. Subang, Jawa Barat

Museum sejarah Subang ini sebenarnya bisa sangat menarik untuk dikunjungi. Selain posisinya berada di tengah kota dan juga dekat dengan beberapa hotel bintang 3 sehingga wisatawan yang sedang menginap di hotel tersebut bisa mengunjungi museum ini cukup dengan jalan kaki saja. Namun sayangnya pihak pemerintah Subang masih belum memperhatikan arti pentingnya lokasi tempat ini. Semestinya dari dinas sejarah budaya dan juga pariwisata Subang dapat bekerjasama untuk memperbaiki museum ini agar dapat menjadi tempat tujuan wisata yang menarik. Karena saat saya berkunjung ke lokasi museumnya nampak seadanya saja.  





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Buat Blog Saya...