Mengapa dari kota Solo lebih banyak dan mudah moda transportasi umum menuju Bandara Adi Sucipto Yogyakarta ketimbang menuju Bandara Adi Sumarmo Solo?
Walau telah diluncurkan Batik Solo Trans, Damri Bandara dari Terminal Tirtonadi menuju Bandara dan rencananya pula akan dibangun rute kereta api dari Stasiun Solo Balapan menuju Bandara. Namun kemarin saat saya ke sana moda tersebut sangat sulit saya cari. Bloger's ingin mengetahui bagaimana kronologi kisahnya? berikut ceritanya..
Awal bulan September saya pergi mengantarkan si mbah pulang ke kampungnya di Ds. Tritis, Kec. Tanon, Sragen. Sebelumnya si mbah diboyong ke Bekasi dan alhamdulillah betah sampai sekitar 3 bulanan tinggal di Bekasi. Namun entah kenapa waktu itu dia selalu menanyakan dan meminta kami untuk mengantarnya pulang ke kampung. Klo saya lihat soch sepertinya dia sudah kangen dengan temen-temennya di pasar. Usia mbah saya sekitar 80 tahunan namun hingga saat ini masih kuat jualan di pasar yang lokasinya sekitar 2-3 km dari rumah. Beliau selalu jalan kaki dari rumah ke Pasar tiap pagi. Jika tidak ada bahan jualan mbah biasanya pergi ke sawah atau ladang untuk bekerja sebagai buruh tani. Saya salut atas kemandirian mbah yang sudah ditinggal oleh almarhum mbah kakung saya sekitar 30 tahun yang lalu.
Berhubung waktunya sangat terbatas sudah pasti waktu yang tersedia untuk melakukan perjalanan Jakarta-Sragen-PP hanya Jumat hingga minggu. Senin pagi sudah harus masuk kantor lagi sehingga pilihan alternatif terbaik saat saya kembali ke Bekasi hanya dengan menggunakan kereta bisnis Senja Utama atau kereta api eksekutif Gajayana atau Pesawat.
Sejak sekitar 3 minggu sebelum hari H saya searching harga tiket kereta api maupun pesawat waktu saya search didapat harga tiket kereta Senja Utama Bisnis hampir 300k berangkat sore jam 5 dan sampai Bekasi sekitar jam 3-4an, harga tiket Gajayana harganya hampir 600k berangkat sekitar abis isya dan tiba di Jatinegara sekitar subuh. dan saat saya check tiket pesawat ternyata ada tiket Citilink yang harganya cuma 400 ribuan, harganya ga beda jauh dengan kereta bisnis dan juga eksekutif, mengingat beda tarifnya gak jauh jelas saya pilih pesawat karena cukup dengan waktu sejam sudah bisa sampai di Bekasi dan jadwal take off pesawatnya pun sore jadi masih bisa leha leha di kampung sampai siang.
Namun ada sedikit ganjalan yang membuat saya agak kurang nyaman saat menuju Bandara Adi Sumarmo Solo, yaitu diantaranya :
Pas sampai di Bandara suasana Bandara sangat sepi, penerbangan pun sedikit, parkiran pun hanya penuh dengan taxi angkasa. Bandara Internasional namun kesan pertama nampak seperti layaknya pool taxi karena parkiran penuh dengan taxi angkasa. Saya memang baru pertama kali menginjakkan kaki di bandara Adi Sumarmo Solo dan agak gimana gitu.. ya agak kecewa juga sich bisa dibilang.. Saya rasa mungkin karena faktor-faktor itu tadi yang membuat orang solo walaupun sudah ada bandara sendiri namun jika naik pesawat lebih enak ke bandara Adi Sucipto Yogyakarta.
Dari Solo menuju Bandara Adi Sucipto Yogyakarta bisa naik kereta Pramex dengan banyak pilihan jadwal keberangkatan. Cukup biaya Rp.10.000.- dengan waktu perjalanan kurang dari 2 jam (yach cuma spare waktu lebih awal aja). Kereta pun langsung turun di Stasiun Maguwo depan Bandara.
Yang saya harapkan sebagai orang yang tinggalnya dekat dengan Bandara Adi Sucipto Solo ketimbang Bandara Adi Sucipto Yogyakarta adalah sebagai berikut :
Berhubung waktunya sangat terbatas sudah pasti waktu yang tersedia untuk melakukan perjalanan Jakarta-Sragen-PP hanya Jumat hingga minggu. Senin pagi sudah harus masuk kantor lagi sehingga pilihan alternatif terbaik saat saya kembali ke Bekasi hanya dengan menggunakan kereta bisnis Senja Utama atau kereta api eksekutif Gajayana atau Pesawat.
Sejak sekitar 3 minggu sebelum hari H saya searching harga tiket kereta api maupun pesawat waktu saya search didapat harga tiket kereta Senja Utama Bisnis hampir 300k berangkat sore jam 5 dan sampai Bekasi sekitar jam 3-4an, harga tiket Gajayana harganya hampir 600k berangkat sekitar abis isya dan tiba di Jatinegara sekitar subuh. dan saat saya check tiket pesawat ternyata ada tiket Citilink yang harganya cuma 400 ribuan, harganya ga beda jauh dengan kereta bisnis dan juga eksekutif, mengingat beda tarifnya gak jauh jelas saya pilih pesawat karena cukup dengan waktu sejam sudah bisa sampai di Bekasi dan jadwal take off pesawatnya pun sore jadi masih bisa leha leha di kampung sampai siang.
Namun ada sedikit ganjalan yang membuat saya agak kurang nyaman saat menuju Bandara Adi Sumarmo Solo, yaitu diantaranya :
- Saya cari cari informasi di mbah google, untuk menuju bandara Adi Sumarmo saat ini sudah ada 3 pilihan yaitu naik Taxi, Batik Solo Trans dan Damri Terminal Tirtonadi-Bandara, Saya menunggu BST di depan terminal Tirtonadi gak ada yang lewat karena katanya ada koriodor BST Palur-Kartasura yang melewati terminal Tirtonadi.
- Terus saya masuk ke terminal Tirtonadi jalur 5 tempat bus Damri Bandara ngetem, namun ditunggu lama sekali di ruang tunggu terminal itu bus nggak nongol nongol, penasaran donk, akhirnya saya tanya petugas terminal di pintu masuk ruang tunggu. Ternyata bus Damri Bandaranya cuma ada satu dan saat saya datang busnya sedang berada di bandara dan baru jalan ke terminal saat ada pesawat turun di bandara. Walah ciloko, masa bikin sistemnya kaya gitu. Kenapa tidak disediakan minimal 2 bus? jadi saat yang satu ngetem di bandara sudah ada 1 bus yang dari bandara jalan ke terminal atau sudah ngetem di terminal. Sudah bayar loket masuk ruang tunggu terminal Rp. 1.000.- trus jalannya jauh pula menyusuri lorong ruang tunggu terminal dari ujung ke ujung. eh... ujung-ujung nya keluar terminal lagi tanpa dapet apa-apa.
- BST Terminal Tirtonadi-Kartosuro gak jelas, Damri Terminal Tirtonadi-Bandara pun gak jelas. Akhirnya saya ke seberang pintu keluar terminal nanya harga taxi ke Bandara. hampir semuanya tidak memakai argo dan tarif yang ditawarkan pun mahal untuk ukuran jarak yang tidak terlalu jauh. Sebelumnya saya mendapat informasi taxi yang bagus di solo yaitu KOSTI SOLO yang katanya menggunakan sistem argo dan pelayanannya hampir seperti blue bird. Di area pangkalan taxi depan terminal saya tidak menemukan KOSTI SOLO. Akhirnya saya menunggu saja di jalan pas pintu keluar terminal dan setiap ada KOSTI SOLO lewat pasti sudah ada isinya semua. Saat saya masuk ruang tunggu menuju jalur 5 tempat pemberangkatan bus Damri Terminal Tirtonadi - Bandara Solo di pintu keluar tempat penjualan bus-bus AKAP saya lihat ada segerombolan taxi KOSTO SOLO sedang mangkal. Akhirnya mau gak mau saya dan ibu saya yang sudah jalan jauh-jauh dari pintu masuk ruang tunggu hingga pintu keluar terminal akhirnya mau tidak mau harus masuk lagi menuju pintu masuk dan keluar melalui jalur yang salah.. bodo amat ah abis jauh banget jalannya. Sudah berhasil keluar melalui pintu masuk ruang tunggu setelah sebelumnya minta izin petugas untuk numpang lewat lalu saya ke belakang terminal menuju tempat taxi KOSTI SOLO mangkal. Itupun jalannya ya lumayan lah. Dan ternyata benar taxi nya bagus pelayanannya, menggunakan argo plus ditambah bayar Rp.10.000 untuk karcis masuk Bandara (Karena Bandara solo sudah di monopoli oleh taxi Angkasa). Dari areal belakang terminal hingga Bandara argonya gak sampai Rp.50.000 plus uang karcis masuk Rp.10.000 jadi saya cuma bayar Rp.60.000 (Lumayan masih untung ketimbang naik taxi yang tarifnya nembak dan suka ngejebak).
Pas sampai di Bandara suasana Bandara sangat sepi, penerbangan pun sedikit, parkiran pun hanya penuh dengan taxi angkasa. Bandara Internasional namun kesan pertama nampak seperti layaknya pool taxi karena parkiran penuh dengan taxi angkasa. Saya memang baru pertama kali menginjakkan kaki di bandara Adi Sumarmo Solo dan agak gimana gitu.. ya agak kecewa juga sich bisa dibilang.. Saya rasa mungkin karena faktor-faktor itu tadi yang membuat orang solo walaupun sudah ada bandara sendiri namun jika naik pesawat lebih enak ke bandara Adi Sucipto Yogyakarta.
Dari Solo menuju Bandara Adi Sucipto Yogyakarta bisa naik kereta Pramex dengan banyak pilihan jadwal keberangkatan. Cukup biaya Rp.10.000.- dengan waktu perjalanan kurang dari 2 jam (yach cuma spare waktu lebih awal aja). Kereta pun langsung turun di Stasiun Maguwo depan Bandara.
Yang saya harapkan sebagai orang yang tinggalnya dekat dengan Bandara Adi Sucipto Solo ketimbang Bandara Adi Sucipto Yogyakarta adalah sebagai berikut :
- Berharap agar jadwal dan rute Batik Solo Trans (BST) di exist-kan kembali dan konsisten baik saat ramai penumpang walaupun saat sepi penumpang. Sehingga penumpang mendapat kepastian jadwal. Jika bus tidak jalan sesuai jadwal namun hanya baru jalan saat bus ada penumpang hal tersebut bisa menyebabkan lama kelamaan penumpang juga jadi malas untuk naik bus tersebut bukannya makin bertambah.
- Demikian pula dengan jadwal Bus Damri rute Terminal Tirtonadi - Bandara Adi Sucipto akan lebih baik operasionalnya jika minimal dijalankan 2 unit armada. 1 unit standby di Terminal Tirtonadi dan 1 unit standby di Bandara Adi Sumarmo Solo. Jadwal line dilakukan per-jam sekali. Jadwal keberangkatan bus dari Terminal Tirtonadi disamakan dengan Jadwal bus dari Bandara Adi Sumarmo. Saat Bus dari Bandara berangkat menuju terminal maka di waktu yang sama bus yang standby di terminal juga berangkat menuju bandara. Jadi jangan sampai ada kekosongan yang menyebabkan penumpang yang hendak menggunakan jasa bus tersebuut jadi terlalu lama menunggu dan seperti tidak ada kepastian jadwal sehingga penumpang urung untuk naik bus damri bandara dan kemudian mencari alternatif lain. Hal ini dapat mengakibatkan makin lama akan makin menurun penumpangnya jika banyak penumpang yang mengalami hal yang sama.
- Sistem taxi di solo agar lebih diperbaiki sistem tarifnya, terutama bagi taxi yang sistem tarifnya sistem tembak dan suka menjebak penumpang dengan meminta tambahan bayaran saat sudah tiba di lokasi.
- Mendengar desas desus bahwa akan dibangun Kereta Commuter rute stasiun Solo Balapan - Bandara, berharap sekali agar hal ini segera terealisasi guna mendapatkan alternatif moda transportasi dengan jadwal yang jelas, cepat dan mudah.
Kita duduk dekat apron pemberangkatan, kita sedang menunggu pesawat citilink keberangkatan pukul setengah 4 yang akan mengantarkan kita menuju Bandara Halim Perdana Kusuma |